Keelokan yang dimiliki Lombok menyihir wisatawan yang tiada henti berdecak kagum. Lombok punya tiga Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno yang airnya jernih dan membuat wisatawan kehabisan kata-kata.
Membicarakan keindahan Pulau Lombok memang seolah tiada ujungnya. Ya, pulau ini memang rupawan. Pantai-pantai yang ada di sana sungguh membuat kita ingin segera kembali bila sudah menatap kecantikannya. Belum lagi pesona gunung, seperti Gunung Rinjani misalnya, beberapa air terjun, serta suguhan keindahan alam yang lain.
Selain destinasi yang telah saya sebutkan di muka, Anda pasti pernah mendengar kata gili bukan? Nah, inilah identitas wisata Pulau Lombok. Di Pulau Lombok, sebenarnya ada banyak sekali gili yang katanya gili itu sendiri berarti pulau. Dari sekian banyak gili itu, ada trio gili yang sangat terkenal hingga mancanegara. Apa saja trio Gili itu? Inilah perjalanan saya saat mendatangi satu gili, namun melewati gili-gili yang lainnya.
Pada hari ketiga liburan kami di Pulau Lombok, saya, Adam, Hendry dan Ridho, berencana hendak menyeberang menuju ke Gili Trawangan, salah satu gili yang konon gili paling terkenal dan paling ramai oleh turis asing. Pagi hari, setelah menikmati beberapa pantai disekitar Pantai Senggigi, pantai tempat kami menginap, kami pun segera berkemas dan segera menuju Pelabuhan Bangsal menggunakan taksi.
Biaya taksi yang dikelola sebuah perusaan transportasi terkenal itu tak sampai Rp. 90.000/sekali jalan dari Senggigi ke Pelabuhan Bangsal. Cukup murah bukan? Apalagi itu biaya sekali jalan untuk kami yang berempat orang. Sekitar setengah jam kemudian, sampailah kami di Pelabuhan Bangsal. Oleh Pak Samiun, nama sopir taksi yang baik hati itu, kami diturunkan pada sebuah titik.
Menurut beliau taksi hanya boleh mengantar penumpang sampai di situ, selebihnya kita bebas mau berjalan kaki atau naik Cidomo (delman khas Pulau Lombok) yang memang sudah bersiap-siap menawarkan jasa angkutnya kepada siapa saja yang datang. Sistem yang transportasi yang cukup bagus sebenarnya, berbagi rejeki sesama umat manusia.
Tapi akhirnya kami pun memilih berjalan kaki. Selain jaraknya yang memang sudah dekat ternyata, saya ketahui ini saat mengantar teman bacpacker dari Senggigi ke Pelabuhan Bangsal tempo hari, kami sengaja jalan kami biar tak mengeluarkan biaya lagi. Hemat atau pelit? Namanya juga backpacker!
Hanya beberapa menit saja, tibalah kami di Pelabuhan Bangsal. Perut saya lapar sekali pagi itu. Maklum belum sarapan. Saya pun berharap ada pedagang nasi balap di pelabuhan ini, kuliner khas Lombok yang sangat saya sukai karena cita rasanya yang bahari. Alhamdulillah, ternyata benar-benar ada. Saya pun membeli beberapa bungkus untuk dimakan di tempat, dan beberapa bungkus lagi untuk dibawa menuju Gili Trawangan.
Setelah makan, kami langsung menuju titik berkumpul para pelancong yang baru datang maupun hendak menyeberang ke Gili Trawangan, Gili Meno, mapun Gili Air yang paling dekat dengan Lombok daratan. Sempat bingung dimana tempat membeli tiket, namun akhirnya kami langsung naik public boat yang sepertinya segera akan berangkat. Yup, betul sekali, laki-laki paruh baya yang berada tak jauh dari kapal itu langsung menawarkan jasa angkutnya kepada kami dengan biaya Rp. 13.000/orang.
Oke, transaksi selesai. Saat itu pula kami langsung naik public boat, duduk pada sebuah tempat yang sudah disediakan. Selang beberapa menit kemduian, mesin kapal itu pun menderu, kipas bagian belakang berputar perlahan, menciptakan riak sebentar kemudian langsung membawa kapal meninggalkan pelabuhan.
Wow, pemandangan yang kami saksikan siang menjelang sore itu sungguh rupawan, yakni Pulau Lombok yang berbukit-bukit, berpadu dengan air laut yang membiru. Sementara dihadapan kami, pelan-pelan seolah mendekat, adalah Gili Air, lalu Gili Meno, sebelum akhirnya kami sampai di Gili Trawangan gili paling jauh yang menjadi tujuan kami. Satu kata untuk pemandangan di Gili Trawangan, terutama air lautnya yang luar biasa. Speechless!
Tarif:
Biasanya untuk berkunjungke Trio Gili para agen sudah memberikan paket tour dengan harga yang telah ditentukan.
sumber: http://travel.kompas.com/
0 komentar:
Post a Comment